Sabtu, 25 November 2017

Tugas3_softskill_komunikasibisnis_diahayuwulandari_12214952_4ea11

1.     NAMA: Diah Ayu Wulandari

KELAS: 4EA11
NPM: 12214952

        1.     Pengorganisasian Pesan-Pesan Melalui Outline


Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian yang baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu Anda mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide; kemudian Anda menetapkan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional terpilih secara hati-hati.

I. Susunan suatu outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan:
a. Mulailah dengan Ide Pokok
Ide pokok akan membantu Anda dalam menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok tersebut dapat dirangkum ke dalam dua hal, yaitu: (1) apa yang Anda inginkan terhadap audiens untuk melakukannya atau memikirkannya; (2) alasan yang mendasar mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline.

b. Nyatakan Poin-poin pendukungyang Penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, maka tahap kedua adalah menyusun poin-poin pendukung yang penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut.

c. Ilustrasi dengan Bukti-bukti
Tahap ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan illustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang dapat disajikan, maka outline yang Anda buat akan menjadi semakin baik.

II. Pemilihan Kata Yang Tepat
Pemilihan kata dalam penyampaian pesan – pesan bisnis kepada audiens sangat penting. Penggunaan kata asing yang sukar dimengerti adalah pemborosan. Agar suatu komunikasi dapat tercapai maksudnya, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.       Pilihlah kata yang sudah familiar
Diperlukan suatu analisis audiens, terutama untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan pengalaman audiens. Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan – pesan bisnis.
1.      Pilihlah kata-kata yang singkat
Kata-kata yang singkat selain efisien, juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi kita juga harus memperhatian kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
3.     Hindari kata-katang bermakna ganda
Penggunaan kata-kata tersebut akan mengakibatkan penafsiran yang bermacam – macam. Hal ini dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud dari pesan-pesan bisnis.

III. Membuat Kalimat Yang Efektif
Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan biasanya berupa kata benda.
·         Tiga jenis kalimat
a)      Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung.
b)      Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
c) Kalimat kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.


 2.      PERENCANAAN LAPORAN BISNIS
I.                   Pengertian Laporan Bisnis
Laporan bisnis adalah dokumen-dokumen faktual yang menerangkan kegiatan suatu perusahaan dalam proyek dan tujuan yang dijalankan perusahaan tersebut. Laporan bisnis haruslah bersifat netral, tidak memihak, dan menjadi bukti nyata bagi tindakan-tindakan dari sebuah perusahaan. 
Penulisan laporan bisnis baiknya dilakukan secara periodik dan konsisten.
Penulisan laporan bisnis biasanya ditujukan untuk beberapa keperluan, seperti:
1.   Mengawasi dan mengendalikan operasional perusahaan
2.   Membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang telah di tetapkan perusahaan.
3.   Memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku bagi perusahaan.
4.   Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang diperlukan baik bagi keperluan internal maupun eksternal perusahaan.
5.   Untuk menganalisis dan memberikan bimbingan bagi pengambilan keputusan-keputusan atas hal-hal tertentu.
6.   Untuk memperoleh ide bisnis baru.

AA.Jenis-jenis laporan bisnis

Laporan bisnis dapat diklarifikasikan berdasarkan macam-macam fungsi dan jenisnya, diantaranya adalah

·        1. Laporan Individu dan laporan resmi

Laporan individu adalah laporan yang dibuat atas inisiatif seseorang sendiri, karenanya membutuhkan rincian dan bukti pendukung yang lebih banyak daripada laporan resmi.

·         2.Laporan rutin dan laporan khusus

Laporan rutin diajukan berdasarkan rutinitas yang dilakukan, biasanya telah dibuat dalam bentuk yang telah tentukan sejak awal.

·         3. Laporan internal dan laporan eksternal

Laporan internal pada umumnya adalah laporan yang dasarnya hanya ditujukan untuk lingkungan dalam perusahaan saja.


II.    BAGIAN POKOK LAPORAN BISNIS
·         Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:
  1. Pemberi Kuasa, adalah individu/organisasi yang meminta laporan;
  2. Tata-letak, menginformasikan kepada pembaca tentang apa saja yang akan dibahas dalam laporan bisnis;
  3. Masalah, biasanya diformulasikan di awal pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan;
  4. Maksud, merupakan poin penting dalam laporan bisnis;
  5. Ruang Lingkup, berhubungan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan dalam sebuah laporan bisnis;
  6. Metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi;
  7. Sumber-sumber, mencakup berbagai sumber yang kita gunakan dalam penyusunan laporan bisnis, baik sumber tertulis maupun sumber lisan;
  8. Latar Belakang, jika pembaca dianggap perlu mengetahui informasi yang ada dalam laporan bisnis itu maka latar belakang harus disampaikan;
  9. Definisi Istilah, jika kita menggunakan istilah yang memiliki beberapa penafsiran maka kita harus menjelaskan kepada pembaca definisi yang kita maksudkan.
  10. Keterbatasan, adalah keterbatasan dalam hal dana, waktu, ataupun data yang tersedia.
·         Isi Laporan
Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah isi laporan. Dalam bagian ini, kita membahas dan mengembangkan hal-hal yang penting secara rinci.
·         Penutup
Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, dan untuk laporan analitis juga mengambil kesimpulan dan memberikan rekomendasi
·     Rangkuman, berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh. Kadangkala hanya berisi poin-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan, atau manfaat dan kerugian;
·      Kesimpulanberisi evaluasi secara ringkas fakta-fakta yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis;
·     Rekomendasi, menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat;
·    Rencana Tindakanmerupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan program, anggaran yang diperlukan, dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/projek yang akan dilaksanakan.

III.             PENGORGANISASIAN ISI DALAM LAPORAN BISNIS
Ada 2 (dua) cara yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penyusunan isi laporan bisnis, yakni cara dedukasi (cara langsung) dan cara induksi (cara tak langsung). Cara pertama:
Cara deduksi atau cara langsung berarti menyampaikan ide pokok dan rekomendasi tyerlebih dahulu, seteah itu baru dijelaskan ahl-hal yang rinci. Secara umum, kita dapat menggunakan cara deduksi atau cara langsung, jika pembaca kita memiliki cirri sebagai berikut:
·         Eksekutif  yang sibuk,
·         Lebih suka untuk menentukan sesuatu dengan segera,
·         Ingin mengetahui ‘berita baik’ atau informasi netral
·         Ingin menganalisis data lebih baik, dan hal ini akan menjadi lebih mudah jika,
·         Kesimpulan dan rekomendasi dicantumkan pada awal laporan
·         Ingin mengetahui pendangan penulis laporan dengan segera
·         Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara deduksi
Cara induksi atau cara tak langsung, berarti kita menjelaskan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok, kesimpulan dan rekomendasi. Pada prinsipnya, kita menggunakan cara induksi jika pembaca kita mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·         Ingin mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu untuk dapat memahami kesimpulan dan rekomendasinya,
·         Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan (‘berita buruk’),
·         Merasa kesimpulannya tidak bias dan dapat menerimanya
  • Perlu membaca keseluruhan laporan,bukan hanya bagian akhirnya saja
  • Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara induksi.
 3.      PRESENTASI BISNIS

I. Tahap Persiapan Dasar Dalam Presentasi Bisnis
Dalam tahap persiapan ada beberapa hal yang harus Anda lakukan diantaranya adalah menentukan topik, menetapkan tujuan, mengenali situasi dan mengenali audiens, menyusun materi, menentukan pendekatan yang digunakan, menyusun desain slide, dan latihan.
·         Menentukan Topik
Apa topik yang akan saya sampaikan? Apakah topik ini dibutuhkan audiens? Mengapa saya menyampaikan topik ini?
Itulah beberapa pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri Anda sebelum menentukan topik presentasi. Dengan begitu Anda akan mudah menemukan topik dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Usahakan topik Anda menarik dan menggugah audiens untuk mendengarkan.
·         Menetapkan Tujuan
Apa yang Anda harapkan dari presentasi Anda? Jawaban dari pertanyaan ini yang akan menjadi arah dari presentasi Anda. Setiap presentasi harus punya tujuan. Dengan memiliki tujuan, Anda akan lebih baik dalam melakukan persiapan, lebih berhati-hati dalam tindakan, tampil lebih cerdas dan tepat sasaran, tentunya dengan hasil akhir yang berkesan bagi audiens. Buat tujuan Anda dengan jelas, bisa dicapai dan Anda tahu betul bagaimana mencapainya.
·      Mengenali Situasi dan Audiens 
Mengenali situasi dan mengenali audiens akan membuat Anda jauh lebih tenang. Dalam hal ini Anda perlu melakukan koordinasi dengan audiens, atau panitia penyelanggara untuk menanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui. Seperti, dalam acara apa Anda melakukan presentasi, berapa lama waktu untuk presentasi, presentasi dilakukan di luar ruangan atau di dalam, adakah sarana pendukung yang digunakan, siapa saja yang akan hadir, berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikannya, apa jabatannya, berapa rasio jumlah laki-laki dan perempuan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan Anda.
·         Menyusun Materi
Langkah selanjutnya adalah menyusun materi. Dalam menyusun materi dibutuhkan kejelian dan ketepatan. Kenapa harus jeli dan tepat? Kejelian berhubungan erat dengan kemampuan presenter dalam memilih sumber yang bisa dipercaya sedangkan ketepatan berhubungan dengan kesesuaian materi dengan apa yang dibutuhkan oleh audiens. Jadi sebagai presenter yang baik, Anda tidak bisa asal-asalan dalam menyiapkan materi yang akan Anda sampaikan.Ada syarat yang harus dipenuhi dalam menyusun materi, antara lain materi harus sesuai dengan topik, update dan terpercaya. Anda bisa mendapatkan materi dari pengalaman pribadi, buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, internet atau koran. Satu lagi yang harus Anda pahami, jangan membuat materi yang terlampau banyak dan jangan gunakan kata atau kalimat yang Anda sendiri tidak memahaminya.
 II. MENGANALISA AUDIENCE
Komunikator atau penulis surat ini menggunakan jenis paragraph deduktif dalam cara komunikasinya. Jika dianalisis dari sisi audiens, maka ada beberapa point yang dapat diperhatikan sebagai bahan analisa, antara lain:
·         Ukuran dan Komposisi Audiens
Secara ukuran dan komposisi, maka audiens dalam surat pembaca ini merupakan audiens dalam jumlah besar. Sehingga seharusnya diperlukan teknik komunikasi yang berbeda dengan audiens yang komposisinya lebih sedikit. Namun, dalam surat ini, penulis surat pada awalnya hanya menekankan kepada 1 pihak saja sebagai audiens. Bisa dikatakan hanya satu audiens yang mendominasi isi surat ini, yaitu pihak smartfren. Dan di akhir paragraph, barulah penulis surat mencantumkan audiens lainnya, sehingga tata cara komunikasinya dinilai kurang etis bagi audiens lainnya selain audiens pertama.
·         Siapa Audiensnya
Penulis surat atau komunikator pada awalnya hanya ingin menfokuskan audiens pada satu pihak saja, namun di akhir paragraph, penulis tiba-tiba saja menyebutkan audiens-audiens lain atau pihak-pihak lain, sehingga menjadi tidak fokus. Bias inilah yang mengurangi nilai keefektifan dari surat pembaca ini.

·         Reaksi Audiens
Seperti analisa saya pada point-point sebelumnya, maka reaksi audiens akan berbeda dari audiens pertama dan audiens lainnya yang hanya disebutkan di paragraph akhir. Dari audiens pertama, mungkin saja akan mendapat reaksi positif karena system komunikasi seperti ini bisa dinilai sebagai complain dari pihak customer yang biasa terjadi saat ada pelayanan yang kurang memuaskan.
·         Tingkat Pemahaman Audiens
Dari penggunaan bahasa penulis surat, maka tingkat pemahaman audiens pun dapat dinilai. Dalam hal ini, asumsikan bahwa audiens yang dimaksud adalah pihak smartfren sebagai audiens utama. Maka pihak smartfren jelas dapat memahami isi surat customer ini sebagai complain dari customer.
·         Hubungan Komunikator dengan Audiens
Hubungan komunikator dengan audiens jelas terlihat sebagai hubungan customer dengan penyedia jasa.

III. Persiapan Dasar Presentasi Bisnis
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita sampaikan. Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
·         Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting dalam sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pa kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail hal-hal yang terkan dung dalam isi materi presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan akan menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
·         Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian presentasi dilakukan secara menarik, maka audiens akan merasa senag. Terlebih jika pada saat presentasi pembicara menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai penunjang presentasi, seperti OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio visual.
·         Menganalisis siapa audiens
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang dimaksud.
·         Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau tempat dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi ataupun tempat akn sangat membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi, penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian presentasi.
Penggunaan Alat Bantu dalam Presentasi
·         Jenis Alat Bantu
·         Microphone dan Sound
·         Proyektor dan Layar
3.     Laptop atau Komputer
4.     Papan Tulis
5.     Laser Pointer
6.     Aplikasi Power Point



SUMBER: